22 Mei 2012
13;38
Kearifan segenggam garam
Dahulu kala di sebuah kaki bukit hiduplah seorang tua
yang ari dan berbudi luhur, ilmunya tentang kehidupan tidak perlu di
pertanyakan lagi.
Suatu
ketika datanglah seorang muda kepadannya, rambutnya serautan wajahnya
memancarkan aura kosong. Orang muda ini
ternyata telah mengalami berbagai kegagalan dalam hidupnya, bisnis, cinta dan
lainya.
Berkatalah
orang muda tersebut
“pak tua mengapa hidupini terasa sangat berat???”
Pak
tua tersebut tak langsung menjawab, lantas tersenyum.
Ia
mengambil segenggam garam kemudian ia masukkan dalam segelas air kemudian
mengaduknya.
Lantas
orang tuayang bijak tersebut berkata.
“minumlah, kemudian beri tahu aku bagaimana rasanya.”
Baru
sekali tegukan orang muda tersebut berhenti
“Hua...cih..cih...pahit pak asin,”
Ucapnya.
Kemudian
orang tua yang bijak tersebut mengajaknya kesebuah telaga kemudian ia kembali
memasukkan segenggam garam ke tepi telaga itu dan kemudian megaduknya. Air telaga
beriak2
Kemudian
orang tua yang arif itu kembali berkata.
“coba minum, kemudian beri tahu aku bagaimana
rasanya.”
Orang
muda tersebut tanpa banyak tanya langsung meminum air telaga tersebut.
“Hm... segar pak, benar benar segar.”
Orang
tua yang arif tersebut lantas tersenyum.
Sejatinya
itu adalah perumpamaan kehidupan, garam mengambil alih perumpamaan masalah. Dan
setiap wadah adalah hati manusia, ketika manusia itu memiliki hati yang sempit
maka masalah kecilpun akan terasa berat untuk dihadapai begitu pula sebaliknya.
Jadikanlah
hatimu seluas telaga agar kau mampu menghilangkan asinya rasa garam, jangan
jadikan hatimu seukuran gelas karena kelak hanya kekecewaan yang akan terasa
berlebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar