Senin, 21 Mei 2012

Sad story part I


Kisi-Kisi luka


21 Mei 2012
22;20

untuk semua orang yang pernah terluka dan merasa hidup seorang diri dunia ini.
Teman tak tau harus dari mana kisah ini aku mulai, sejatinya saat ini aku sedang bermandikan air mata untuk mengungkapkannya. tapi tak apalah sekedar sedikit berbagi pengalaman.
Teman ada yang bilang aku gadis periang ada juga yang bilang aku terkadang berlebihan dan ada yang bilang aku tidak bisa mengontrol emosi ketika berbicara sehingga aku sering lost control. namun ada juga yang pernah bilang kalau aku tidak stabil. benarkah????
Mungkin benar teman, tapi aku bingung apa yang harus aku lakukan???
Tidak mudah untuk menjadi seorang Sherly Oktaviani mungkin bertanya tanya mengapa  aku tak merubah saja kebiasaan ku itu, toh banyak dari mereka yang tak suka. aku ingin teman tapi aku tak mampu setiap kali aku mencoba air mata ini selalu tak mau kompromi, mungkin kau juga bertanya mengapa aku melakukan hal bodoh seperti itu. ketahuilah teman semua itu aku lakukan untuk menutupi semua luka yang aku alami dari semua orang aku tak mau ada orang yang tau aku begitu menderita. teman pernahkah kau membayangkan untuk menjadi seseorang yang memiliki orang tua tunggal????
 aku telah mengalaminya ketika usia ku 17 tahun ibu dan papa bercerai, mungkin tidak bercerai tapi papa pergi meninggalkan kami. mungkin kau fikir aku sudah cukup dewasa untuk menghadapinya tapi teman aku tetaplah seoarang manusia lemah yang tak bisa menahan perasaan ini. saat itu kurasakan dunia ini jungkar balik, kacau sangat kacau tak mudah untuk ku menjalani hidup ini teman tak mudah untuk berpura pura tak tau akan kepergiannya. tak mudah melupakan 17 tahun masa bersama meski papa tak pernah memperlakukan ku seperti putri kandungnya. tapi teman dia tetaplah papaku aku tetap menyayanginya setidaknya hingga kini. kau tau perceraian itu tak luput dari campur tangan keluarga ibu, aku tau nenek tak pernah menyukai papa, sekeras apapun papa berusaha mereka tetap membencinya. aku juga tak membela papa. papaku juga bukan orang yang terlalu baik untuk ku bela, kadang juga aku membencinya ketika ia membuat air mata ibu jatuh. tapi teman perpisahan mereka menjadi suatu goncangan jiwa tersendiri bagi ku, sakit teman sangaaattt sangit. sakitnya tak mampu aku uraikan tengan kata kata. pernah suatu hari ku tanyakan kepada adik ku yang sangat ku sayangi Anjlyca oktaviana namanya, gadis kecil 10 tahun yang masih duduk di kelas IV sekolah dasar. apakah ia merindukan papa, tapi ia hanya menggeleng yah... aku tau mungkin ia masih belum begitu mengerti.
Teman kini lukaku sudah terkoyak lebih dalam mengalirkan darah air mata yang tiada henti hentinya mengalir.
Ini adalah ujian mental yang harus ku hadapi siap atau tidak, tepatnya liburan semester lalu ketika itu keluarga besar ibu kembali membuka usaha yang biasa di lakukan di daerah kami. yakni tambang emas pagi itu adalah pagi terburuk dalam hidup ku. aku mendapat makian yang luar biasa dari semua keluarga ibu. mereka bilang aku ini Anjing,... Binatang tak pantas aku sekolah tinggi-tinggi semua percuma.
Teman taukah kamu apa yang aku lakukan???? aku hanya mampu menangis aku mencoba untuk menahannya tapi semakin kutahan semakin hangat kelopak mata ini mencairkan segala perasaan iba hati ku. tuhan haruskah mereka berkata demikian???
Aku tau mereka kaya, tapi mereka lupaakan kehidupan asal mereka. Merekadan aku sejatinya hanyalah orang miskin. mereka sombong dan congkak karena reskimu ya Rabb...
bisakah kau bayangkan teman???
terkadang aku berfikir aku tak ingin hidup lagi aku tak sanggup baban batin ini sungguh berat tak sanggup rasanya aku memikulnya lagi. aku ingin pergi jauhhh sekali jauh dimana tidak seorangpun mengenali aku.
kini usia ku 19 tahun sudah, sudah 2 tahun berada di perguruan tinggi negeri. sudah tapi teman taukah kamu ini baru aku sadari beberapa saat yang lalu. AKU MATI RASA benarkah??? setidaknya hampir,
ku pikir. aku tak mau mencintai atau menyyangi siapapun lagi kecuali ibu dan adiku karena bagiku orang yang kau cintai adalah orang yang akan membuat luka yang paling dalam bagimu. seperti mereka dulu ketika papa pergi mereka selalu bilang mereka peduli mereka bilang mereka keluarga ku. tapi kini semua telah berubah bukan, kini bagi mereka aku hanya binatang. betapa malangnya nasib ini teman.
Teman aku ujur aku katakan tak tau apa yang ada di dalamsini, aku tak ingin memiliki suami. Meski kadang aku ingin aku takut jika kelak nasib ku seperti ibu. Terluka dan tersakiti aku juga tidak ingin anak-anak ku kelak mengalami beban mental seperti aku.
Tuhan aku tanya berharap satuhal, tuhan izinkan aku memintanya sahu hal saya.
Ringankanlah beban derita ibu, sayangilah dia.. dan jangan buat adik ku merasakan seperti apa yang aku rasakan. Selebihnya kau serahkan kepadamu ya Rabb.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar